Article Detail

Politik Murah

Saat ini, kami rakyat Indonesia sedang merindukan kedamaian, kesejahteraan, keamanan, kerukunan, dan semua yang membuat hidup nyaman serta menyenangkan. Tetapi, apa yang terjadi di sekitar kita? Banyak perampokan terjadi dimana-mana, di bank, supermarket, pasar, bahkan tukang ojek dan pedagang kaki lima pun digasak oleh para perampok. Orang yang tidak mempunyai hati itu pun tega melakukan pembunuhan, baik itu di tahanan, pembunuhan terhadap orang-orang terdekat serta penembakan aparat keamanan.

Dibalik itu semua, kami mengharapkan harga bahan makanan pokok yang terjangkau, bahan bakar murah serta harga kedelai murah sehingga tempe tetap dapat dinikmati rakyat terutama untuk kalangan menengah ke bawah. Tetapi apa yang terjadi? Sebaliknya, “yang diatas” menanggapi dengan politik “murah”. Harga kelancaran transportasi di ibu kota sangat tinggi. Jokowi berusaha menjadikannya murah. Namun, tetap saja ada akal penjegal yang berusaha agar hal tersebut tidak terealisasi. Mereka justru memperparah kemacetan dengan diluncurkannya mobil “murah” sehingga harga kemacetan sangatlah murah.

Bahkan lebih parahnya, politik dijadikan sebagai ajang penampakan jati diri. Dengan berbagai bentuk  manipulasi bahkan dengan perbuatan-perbuatan yang tampak mencari sensasi. Politik menjadikan orang besar tertawa terbahak-bahak, sedangkan rakyat kecil merintih, menangis, dan tak dapat berbuat apa-apa. Itukah politik yang sebenarnya? Dengan janji yang manis namun politik menjadikan rakyat kecil menangis. Akankah Jokowi tetap mendapat perhatian dan simpati rakyat? Ah …., “politik murah”
(Sr. Adriani, CB)

 

Comments
  • there are no comments yet
Leave a comment