Article Detail
Pengendalian Vektor DBD (Demam Berdarah Dengue)
Maraknya peristiwa Demam Berdarah yang menyerang peserta didik, mulai dari tingkat TK, SD, dan SMP Sint Carolus membuat pihak Puskesmas Pasar Ikan dan Dinas Kesehatan Kota Bengkulu berinisiatif memberikan penyuluhan terkait DBD di Aula SD Sint Carolus pada hari Senin, 2 Maret 2020. Para orangtua yang mengikuti penyuluhan ini terlihat sangat antusias mendengarkan pemaparan dari ibu Chory Abqoriah, S.KM, M.Si selaku Kasi. Pencegahan dan Penyakit Menular Dinas Kesehatan Kota Bengkulu.
“Penyakit Demam Berdarah adalah penyakit menular yang ditandai dengan panas (demam) disertai pendarahan. Penyakit DBD ini sendiri disebabkan oleh Virus Dengue, yang menular melalui gigitan nyamuk Aedes Aegypty. Nyamuk ini tinggal di tempat yang bersih dan air yang tenang, seperti bak mandi, pot bunga dan kolam. Nyamuk-nyamuk Aedes Aegypty aktifpada pukul 08.00-11.00 pagi dan pukul 14.00 – 17.00 di sore hari. Gejala awal bagi penderita DBD dapat dilihat dengan memperhatikan panas tubuh yang mendadak dan terus-menerus pada hari pertama dan kedua, kemudian di hari ke tiga demam turun dan suhu tubuh naik kembali di hari ke 4 sampai hari ketujuh. Pada tubuh juga terdapat bintik-bintik merah. Namun, untuk lebih jelasnya harus dilakukan uji lab di Puskesmas atau Rumah Sakit dengan hasil PGM/PGG positif” demikian ibu Chory memulai pemaparannya.
Beberapa hal yang dapat dilakukan secara sederhana untuk mencegah DBD antara lain :
-Menanam tanaman anti nyamuk seperti kunyit putih, sirsak, serai, bunga marigold.
-Menempatkan ikan cupang di dalam kolam atau pot bunga yang mengharuskan ada air di dalamnya.
-Memberikan abate pada bak mandi atau pada wadah-wadah lain yang digunakan menampung air namun jarang dibersihkan.
-Gerakan 1 rumah 1 Jumantik (Juru Pemantau Jentik) yang bertanggungjawab mengawasi kegiatan PSN (pemberantasan sarang nyamuk) 3 M (menguras,mengubur,menutup) wadah berisi air.
Berdasarkan hasil temuan yang telah dilakukan pihak Puskesmas Pasar Ikan, lingkungan sekolah baik SD maupun SMP Sint Carolus bersih dari jentik-jentik nyamuk sehingga sumber penyakit DBD yang dialami para peserta didik bukanlah dari lingkungan sekolah. Hasil temuan ini juga yang menjadi dasar bagi pihak Dinas Kesehatan untuk tidak melakukan fogging. “Fogging bukanlah pilihan yang tepat untuk memberantas nyamuk DBD. Banyak dampak negatif yang diakibatkan oleh cairan fogging ini, antara lain asma, anemia, leukemia, radang paru-paru bahkan gagal ginjal. Maka hal paling tepat yang dapat dilakukan adalah dengan melakukan PSN di rumah masing-masing, selain tidak berdampak negatif, juga hemat biaya” kata dr. RA Yeni Warningsih selaku kepala UPTD Puskesmas Pasar Ikan.
“Sekolah kita sudah melakukan gerakan anti plastik dan sterefoam, maka kami menghimbau para orangtua peserta didik untuk membekali peserta didik dengan makanan sehat yang diolah di rumah, bukan makanan yang hanya berpindah tempat, dari plastik kemasan ke kotak bekal. DBD rentan
-
there are no comments yet