Article Detail

Say No To Hocus Pocus Ala Olga Lydia dan Mafindo

Rabu, 10 Juni 2020 Olga Lydia salah satu aktris Indonesia yang juga alumni SD Tarakanita 5 Jakarta berbagi pengalaman lewat pembelajaran daring  kepada seluruh siswa-siswi SMP Tarakanita yang tersebar di 7 Wilayah di Indonesia. Adapun tema yang diangkat adalah "Literasi Media Sosial di Masa Pandemi" bersama host Ibu Soliga Sartika Dewi S . Kak Olga juga membawa serta 3 narasumber yang bernaung di bawah forum Masyarakat Anti Fitnah Indonesia atau Mafindo; Kak Roesda, Kak Erwina dan Kak Dewi Sari.

Mafindo adalah forum yang berjalan secara online sejak tahun 2015 dan secara resmi berdiri sebagai organisasi pada 19 November 2016. Mafindo mempelopori banyak inisiatif anti hoax dan kampanye publik untuk meningkatkan kesadaran tentang hoax dan bahayanya. Lalu, kak Olga sendiri dipercaya  menjadi duta Anti Hoax.

Hoax pertama kali muncul pada abad 18 dari kata hocus yang artinya mengelabui. Hocus merupakan kependekan dari sihir hocus pocus yang sering kita dengar dalam film Harry Potter. Seiring dengan berkembangnya pemanfaatan sosial media sebagai sumber informasi, berita hoax pun mendapat tempat untuk berkembang secara pesat. Tak tangung-tanggung di masa pandemic covid-19 ini bahkan tersebar 500 berita hoax yang membuat masyarakat menjadi takut dan termakan isu yang tidak benar terkait korona.

Terdapat 2 faktor utama penyebaran berita hoax, yakni sekedar iseng atau cari sensasi dan juga karena adanya kepentingan kelompok atau pribadi sehingga rela membayar orang untuk menyebarkan berita hoax tersebut. Lalu, sejauh apakah peran kita dalam memerangi berita hoax ini? Menurut kak Olga, ada lima hal yang harus diperhatikan agar kita tidak mudah termakan hoax , antara lain :

  • Cek sumber berita apakah bisa dipercaya atau tidak.
  • Cek antara judul dan isi apakah berkaitan atau tidak.
  • Amati gambar dan pesan yang diterima.
  • Bandingkan dengan sumber berita lain yang valid.
  • Jangan mudah membagikan berita.

Dalam pembelajaran PKT para siswa Tarakanita memiliki pembiasaan yang baik. bertindak, kemudian merefleksikannya dan mengambil nilai-nilai positif dari apa yang sudah dilakukan. Hal ini pun berlaku untuk setiap informasi yang kita peroleh dari sosial media. Baca, lalu renungkan.  “Apakah berita ini benar? atau layakkah berita ini untuk di share?”. Mari mengambil peran masing-masing. Say No To Hoax!

Comments
  • there are no comments yet
Leave a comment